Pertemuan Pertama TIIWG di Solo, Babak Baru Kolaborasi G20

By Abdi Satria


nusakini.com-Solo-Pertemuan Pertama Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) G20 di Solo, Jawa Tengah pada 29-31 Maret 2022 telah usai digelar. Para delegasi bertemum berdiskusi dan berbagi pemikiran tentang peran industri, investasi dan perdagangan sebagai kekuatan utama untuk mencapai pemulihan ekonomi global.

Pertemuan tersebut merupakan salah satu langkah dalam perjalanan mewujudkan sinergi antara perdagangan, investasi dan industri, sekaligus memperkuat kolaborasi global.

“Hanya dengan bekerja sama, kita dapat mempercepat pemulihan dan membangun ketahanan ekonomi dalam menghadapi dampak krisis saat ini maupun di masa depan,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Pura Mangkunegaran, Solo.

Menperin menyampaikan rasa terima kasih atas keikut sertaan dan kontribusi semua delegasi yang hadir dan membahas isu-isu terkait industri, perdagangan, dan investasi dalam pertemuan pertama tersebut.

Bersama Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X dan Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka, Menperin menyambut 41 orang delegasi yang terdiri dari perwakilan negara G20, organisasi internasional, serta negara undangan dalam makan malam bersama di Pura Mangkunegaran.

“Kami dengan bangga mempersembahkan kepada Anda pertunjukan budaya yang menampilkan nilai-nilai luhur budaya Indonesia, kemudian dilanjutkan makan malam dengan masakan Indonesia,” sapa Menperin.

Para delegasi juga menikmati pertunjukan wayang kulit dengan dengan kisah “Suradira Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti” yang mengangkat tema perlunya kebaikan dan kerja sama untuk lepas dari keburukan dan keterpurukan.

Ada alasan istimewa di balik penyelenggaraan agenda makan malam di Pura Mangkunengaran. Istana tersebut dibangun pada 1757, saat Mangkunegara memiliki kekuasaan otonom yang luas di Jawa Tengah, dengan kekuatan ekonomi yang besar, salah satunya memiliki Colomadu, yang merupakan pabrik gula terbesar kedua di dunia.

Pada bulan September 1946, Mangkunegara menyatakan berintegrasi dengan Negara Republik Indonesia. Saat ini Mangkunegara dipimpin oleh KGPAA Mangkunegara X, yang hingga sekarang menjalankan fungsi sebagai penjaga budaya.

“Berada di Pura Mangkunegaran bersama para delegasi malam ini, memberikan inspirasi untuk memulai era penuh harapan, kemajuan, pemulihan, dan pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” Menperin berkesan.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian bersama Walikota Solo menyambut para delegasi di rumah dinas walikota Loji Gandrung saat mengikuti Solo City Tour dengan kereta api uap Jaladara.

“Kota Solo dipilih karena kami percaya memiliki infrastruktur yang cukup. Kami juga ingin memperkenalkan kearifan lokal Solo yang tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia,” jelas Menperin.

Delegasi juga mengunjungi Museum Batik Danar Hadi, tempat mereka bisa belajar mengenai batik. Menperin menegaskan, walaupun sudah ditetapkan sebagai warisan budaya oleh United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), tugas kita tidak berhenti di situ, namun harus terus menerus memperkenalkan dan menduniakan batik.

Lewat rangkaian pertemuan TIIWG di Solo, G20 memasuki babak baru dalam kolaborasi dan mengambil langkah besar menuju pemulihan dan pertumbuhan. Menperin menegaskan, diskusi dalam TIIWG harus mampu mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang telah disepakati bersama.

Ia menjelaskan, semua delegasi secara substantif mendukung posisi yang diajukan indonesia sebagai Presidensi G20 kali ini, termasuk TIIWG yang pertama kalinya membahas isu industri.

“Keberhasilan pelaksanaan TIIWG jadi sangat penting, karena akan jadi penentu apakah pembahasan industri akan dilanjutkan dalam Presidensi G20 berikutnya. Kami sudah mendapatkan sinyal dari India yang akan memegang Presidensi selanjutnya, bahwa mereka akan melanjutkan pembahasan isu industri,” jelas Menperin.

Pertemuan pertama TIIWG G20 menorehkan sejarah baru karena untuk pertama kalinya isu industri secara resmi didiskusikan sebagai salah satu isu utama di G20, bersama isu perdagangan dan investasi. Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian Eko SA Cahyanto selaku Co Chair TIIWG mengungkapkan, semua delegasi serta India sebagai troika sepakat akan pentingnya industri sebagai bagian isu yang dibahas di G20.

“Mereka membahas dari berbagai aspek, mulai dari green economy, sumber daya manusia, hingga UMKM. Jadi kami optimistis ini akan bisa terus didiskusikan untuk menghasilkan deliverable yang implementatif dan berharga,” ujar Eko.

Menurutnya, para delegasi melihat bahwa industri memang diperlukan untuk bisa pulih dari pandemi. “Seluruh paparan, penjelasan, dan intervensi dalam forum tadi sejalan dengan inisiatif yang diajukan Indonesia untuk membahas isu industri dalam TIIWG G20,” pungkas Eko.(rls)